Nilai kami lain dijatuhkan habis-habisan di Wawancara & Micro Teaching, sementara nilai peserta dari internal kampus didongkrak bukan main. Indikasi Manipulasi Nilai di Seleksi CPNS 2021 [Thread] cc: @BKNgoid @Kemdikbud_RI @direktoridosen @LowonganDosen @PNS_Ababil


Kemdikbudristek akhirnya kemarin mengumumkan hasil Seleksi CPNS 2021 yang dimulai Juli lalu. Saya adalah salah satu peserta. Saya melamar posisi Dosen Asisten Ahli (Kualifikasi S2) di salah satu PTN. Saya melalui Seleksi: 1. Administrasi 2. Kemampuan Dasar 3. Kemampuan Bidang


Di jurusan yang saya lamar sedang membuka 6 posisi: • 5 orang dari Jalur Umum • 1 orang dari Jalur Cum Laude 11 Agustus: Saya lolos Seleksi Administrasi & maju ke SKD. 4 Oktober: Saya mengikuti SKD di Jakarta. 14 November: Saya lolos SKD & lanjut ke SKB dari Jalur Cum Laude.


Rasio peserta Ujian SKB adalah 3x jumlah posisi yang dibuka, sehingga ada: • 15 yang maju ke SKB dari Jalur Umum • (seharusnya) 3 yang maju ke SKB dari Jalur Cum Laude Ternyata saya jadi peserta tunggal yang maju ke SKB dari Jalur Cum Laude.


Saya pun mengikuti semua proses ujian sesuai dengan jadwal & prosedur. • 4 Desember: SKB tertulis menggunakan komputer (CBT) • 8 Desember: SKB Wawancara & Micro Teaching/Simulasi Mengajar Akhirnya, pada 25 Desember keluar skor akhir yang SANGAT ANEH ini:


Nilai saya DIJATUHKAN HABIS-HABISAN di Wawancara & Micro Teaching hingga saya dinyatakan GAGAL TMS (Tidak Memenuhi Syarat). Dan 1 kandidat bernama Santa (samaran, highlight merah) dari Jalur Umum TIBA-TIBA dimasukkan di Jalur Cum Laude di mana semula saya adalah calon tunggal.


Padahal saya mengungguli si Santa ini di hampir semua ujian sebelumnya. Tri Dharma, Bahasa Inggris, Penalaran, Psikologi, Intelegensi, Kepribadian; SEMUA UNGGUL, karena ujian via komputer sulit dicurangi. Tapi di Wawancara & Simulasi Mengajar nilai saya DIJATUHKAN.


Setelah saya telusuri, ternyata Santa ini sudah berstatus dosen di Jurusan yang saya tuju. Tapi dia BUKAN PNS. Dugaan: Si Penguji (=Petinggi di Jurusan si Santa) me-markup nilainya setinggi mungkin untuk meloloskan dia jadi PNS. Dan ternyata benar. Ini datanya:


Kiri: Skor SKD dan SKB CBT yang di-generate komputer secara otomatis dari output ujian peserta. Kanan: Skor akhir setelah ditambah CBT Wawancara & Micro Teaching (indikasi dimanipulasi). Amati bagaimana markup dilakukan:


Lihat chart ini. Di semua bidang ujian yang menggunakan komputer, nilai peserta tersebar secara acak dan punya rentang variasi NORMAL. Sebab skornya obyektif mengukur kompetensi peserta, dan komputer mencatat apa adanya.


Bandingkan dengan distribusi nilai Wawancara & Micro Teaching ini. Jelas ada pemilihan dan penilaian NON-RANDOM. • 6 orang diberi nilai > 90 • 10 orang (sisanya) diberi nilai < 40 Ada gap score 50 poin yang menjadikan sebaran nilai ini jelas TIDAK NORMAL.


Nilai Wawancara & Micro Teaching 6 orang DIDONGKRAK >90 sementara peserta lain DIJATUHKAN <40. DAN BOOM!! Ternyata SEMUA 6 Peserta dongkrakan itu adalah Dosen Non-PNS di Jurusan yang menyeleksi. Jadi ujian mahal 6 bulan ini cuma jadi ajang bagi-bagi status PNS buat orang dalam?


Tambahan: Si Santa yang menggeser saya ini usianya 34 tahun 5 bulan. Dengan gelar S2, chance-nya jadi dosen PNS akan hangus tahun depan. Dia maju SKB di Jalur Umum yang cuma menerima 5 orang. Dan bahkan setelah nilainya didongkrak fantastis pun, ia masih tak masuk 5 Besar.


Sampai akhirnya Jurusan mencari peluang curang di tempat lain, lalu MENUMBALKAN orang dari Jalur Cum Laude yang semula calon tunggal: Saya.


Lampiran - Pengumuman resmi: https://t.co/v716nz1bPg - Backup:

cpns.kemdikbud.go.id/pengumuman

drive.google.com/drive/folders/…


N.B. Tulisan ini saya buat dengan itikad baik untuk melaporkan indikasi kecurangan yang saya temukan. Saya mematuhi aturan dan tidak menampilkan identitas individu atau institusi terkait. Semoga dapat diterima dengan baik.


[End] Saya selesai menyampaikan fakta dan statistika. Sekarang saya ingin bercerita.


Top